Jumat, 18 Februari 2011

BIAR FUNKY TETAP SYAR'I

“Sesungguhnya segala amalan itu tergantung kepada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan niatnya. Maka barangsiapa yang hijrah-nya karena Alloh dan Rasul-Nya, maka hijrahnya dinilai kepada Alloh dan Rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak didapatkannya atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya dinilai sesuai dengan apa yang diniatkannya.” (HR.Bukhari dan Muslim)
Lalu Allah berfirman :“Hai manusia, sesungguhnya Kami ciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”(QS.Al-Hujarot:13)
Jadi mereka yang berpandangan bahwa pergaulan hanya membawa kemudhorotan perlu ditanya lagi, belajar dari mana, gurunya siapa dan pertanyaan basi lainnya. Namun dalam pergaulanpun kita harus tau adab dan batasan dalam pergaulan. Boleh kita bergaya ini itu, tapi jangan sampai gaya kita menarik kita ke Neraka dan Menjauhkan kita dengan Syurga. Bergaul perlu, tapi syariat nomer 1, oke coy……seeep lah . Bergaya yang islami itu tidak sulit kok, jadi diri sendiri, hindari yang dilarang dan keep smile sebagai penghargaan terhadap teman, tentunya dengan batasan ya…..ntar keblabasan malah disangka baut otaknya kendor lagi
Namun ada satu yang membuat gue selalu berfikir, yaitu bagaimana sebagian saudara kita mengharamkan pacaran dengan dalil “La Takrobuzzina”, memang gue akuin banyak temen2 kita yang keblabasan dalam menjalin hubungan itu, tapi kita juga tidak boleh menutup mata terhadap temen2 kita yang masih teguh iman dan istiqomah memegang batasan2 syar’i dalam hubungan tersebut. Ya dalam arti lain, pacaran hanya sekedar nama tapi tatacara dan adab ta’aruf. Bukankan batasan dalam suatu hubungan itu adalah “Kholwat dan Syahwat”, jadi walaupun ngomongnya gak pacaran, tapi sering kholwat dan menghamba pada syahwat, apa itu bisa dibenarkan???
Jadi pergaulan yang dibatasi memang kudu dan harus hukumnya tapi ekstrim aqli tidak boleh menutup hati kita untuk menyemai kebaikan dari sebuah hubungan. islam itu bukan hanya Hablu Minallah tapi Juga Hablu Minannas jadi tidak benar jika ia dekat kepada Allah tapi jauh kepada sesama manusia, lalu kalo misal meninggal siapa yang mau mandiin, kafanin apalagi Sholatin belum lagi yang ngangkat n injek-injek lo dikuburan, eehhh salah maksudnya nginjak-nginjak tanah kuburan, peace.
Tetap jadi diri sendiri, tetap Funky, tapi harus berpegang pada Syariat. Semoga yang sedikit ini dapa merubah jalan pikiran kita dalam memandang “Islam menjadi lebih mudah”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar