Selasa, 15 Februari 2011

MUKJIZAT CINTA

mukjizat bukanlah sebuah mukjizat sebagaimana yang dimiliki oleh para nabi dalam kepercayaan Islam. Karena meski pada dasarnya kedua hal tersebut sama-sama berujung pada kekuasaan Allah sebagai penguasa alam, namun memiliki kandungan yang berbeda.
Pada mukjizat nabi, hal tersebut diberikan kepada seorang Nabi sebagai pembuktian pada umat tentang status kenabiannya. Sehingga diharapkan umat sang nabi mau mempercayai semua ajarannya dan menjadi pengikutnya untuk mengakui keesaan Allah dan meninggalkan semua ajaran yang dianutnya.
Sementara mukjizat cinta pada dasarnya adalah sebuah pengharapan yang diinginkan seseorang, terkait masalah percintaan. Dan sebenarnya, istilah mukjizat kurang demikian tepat untuk diberikan pada kondisi ini. Karena pada dasarnya mukjizat adalah sebuah proses yang diberikan Tuhan kepada Nabi dan bukan kepada manusia biasa.
Untuk seorang manusia yang mengharapkan sesuatu yang di luar dugaan terjadi kepadanya, istilah keajaiban lebih tepat untuk diberikan. Apalagi jika hal tersebut berkaitan dengan masalah percintaan manusia. Karena, harapan yang diinginkan tersebut bukanlah demi kepentingan orang banyak dan hanya untuk individu tertentu, seperti mengharapkan adanya orang yang menjadi jodohnya. Atau juga mengharapkan sebuah ikatan percintaan yang terancam rusak, kembali pulih seperti semula.
Sehingga apabila seseorang mengharapkan permasalahan cinta mereka bisa segera usai, kiranya lebih tepat apabila yang terucap bukanlah mukjizat cinta. Melainkan kalimat keajaiban cinta lebih tepat disematkan pada kondisi tersebut.

Cinta, Rahasia Tuhan
Bahwa cinta adalah sebuah hak mutlak Tuhan semua sudah mengetahuinya. Namun banyak orang yang melupakan kondisi ini dan menganggap bahwa cinta tidak berpihak pada mereka. Hal ini khususnya banyak dipikirkan oleh mereka yang belum mendapatkan pasangan hidup kendati usia sudah terbilang cukup untuk membina sebuah rumah tangga.
Padahal, jika seseorang mengaku sebagai umat yang beragama, tentu akan bisa berpikir dengan jernih. Karena segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini adalah sebuah misteri Ilahi. Manusia sekedar menjalani dan berdo’a untuk diberikan petunjuk segera mengetahui semua misteri atas peristiwa yang mereka hadapi.
Dalam Islam sudah dijelaskan dalam surat Ar Ruum ayat 22, bahwa semua manusia sudah dipasang-pasangkan. Dan ini adalah sebuah ketetapan dari Tuhan yang perlu kita yakini kebenarannya. Bahwa perkara belum ada pasangan yang datang mendekat hal tersebut hanya sebuah masalah waktu saja.
Namun yang perlu dilakukan manusia adalah selalu berdoa dan memohon untuk didekatkan jodohnya. Dan jika jodoh itu belum mendekat, maka jangan pernah berpikir bahwa tidak ada orang yang akan berjodoh dengan kita. Justru kita harus berpikir dengan sudut pandang lain.
Bahwa dengan kesendirian, kita diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk bisa berbuat yang lainnya. Seperti berbakti kepada orang tua dengan lebih baik. Karena dengan kesendirian, maka kita bisa memiliki kemerdekaan dan kebebasan dalam mencurahkan bakti dan cinta kita kepada orang tua, selama waktu masih memungkinkan untuk melakukannya.
Jika ini bisa kita benamkan dalam pemikiran kita, maka kita tidak akan pernah dirisaukan oleh pemikiran tentang jodoh. Karena pada dasarnya, cinta adalah sebuah misteri dan hak prerogatif Tuhan. Sehingga kita tidak perlu menghiba pada mukjizat cinta, karena bila tiba saatnya, niscaya kebahagiaan itu akan menghampiri kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar